LOMBOK INFO – Keberadaan Savana Bale Tepak di Bendungan Batujai, Kabupaten Lombok Tengah sebagai obyek wisata baru beberapa waktu terakhir menjadi trending di Lombok. Masyarakat pun berbondong-bondong datang untuk menikmati keindahannya.
Kemunculan Savana Bale Tepak karena menyusutnya genangan air di bendungan ini walaupun bersifat dadakan dan tidak permanen telah mendatangkan berkah bagi masyarakat di sekitarnya.
Kepada wartawan salah satu pengelola menyebut pendapatan dari parkir pengunjung yang pada awalnya hanya dua hingga ratus ribu per hari, saat ini bisa mencapai satu juta rupiah. Terlebih pada saat akhir pekan, bisa mencapai tiga setengah hingga lima juta rupiah.
Dikutip dari unggahan di halaman Facebook Savana Bale Tepak tanggal 3 September 2022 yang baru lalu, dari pendapatan parkir tersebut para pengelola itu sudah bisa menyisihkannya untuk kegiatan sosial termasuk membantu pembangunan masjid di desanya.
Selain itu keberadaan obyek wisata baru yang lokasinya berada di samping Bandara Internasional Lombok ini juga telah membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan tambahan penghasilan dengan berjualan di sana.
Akan tetapi pada sisi yang lain ramainya kunjungan masyarakat ke salah satu sisi Bendungan Batujai ini memunculkan kekhawatiran terkait eksistensi dan keberlangsungan fungsi bendungan itu sendiri.
Padang rumput luas dengan berbagai keindahannya ini sejatinya adalah daratan yang terbentuk akibat adanya sedimentasi (pendangkalan) Bendungan Batujai. Savana ini sifatnya sementara saja, kalau sudah turun hujan dan tampungan air sudah banyak, daratan itu akan kembali tertutup air.
Sementara dengan ramainya masyarakat bisa membawa dampak negatif terhadap keberlanjutan Bendungan Batujai, terutama terkait sampah yang kemungkinan ditinggalkan para pengunjung. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Dr. Hendra Ahyadi, ST, MT.

“Yang kita khawatirkan adalah, sampah-sampah pengunjung yang akan menumpuk dan menjadi material sedimentasi bendungan,” ujar Hendra sebagaimana dilansir suarantb.com Senin (12/9).
Karena itu pihak BWS Nusa Tenggara Barat sudah menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah agar memperhatikan pengelolaan kawasan tersebut.
Bendungan Batujai yang terletak di Desa Batujai Kecamatan Praya Barat merupakan bendungan terbesar di Lombok Tengah. Pembangunan bendungan yang merupakan bagian dari proyek swasembada pangan nasional pada era Pemerintahan Orde Baru ini dimulai pada tahun 1977 dan selesai pada tahun 1982.
Selain untuk mengairi persawahan di beberapa desa di Lombok Tengah bagian selatan, Bendungan Batujai juga berfungsi untuk melayani kebutuhan Air baku penduduk sekitar waduk, ternak, PLTMH 150 KVA serta sebagai tempat wisata.
“Bahkan Bendungan Batujai juga menjadi penyuplai air ke Bendungan Pengga di Lombok Tengah, dan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan air baku di KEK Mandalika,” imbuh Hendra lagi.
Karena fungsinya yang sangat strategis dan bahkan terkait langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat, Hendra berharap semua pihak bisa bersama-sama menjaga keberadaan dan kelestariannya.
“Kalau sudah tercemar sampah, pengaruhnya ke sedimentasi, serta perubahan kualitas air di bendungan. Eksosistemnya bisa terganggu. Ya kita harapkan sama – sama dijaga,” pungkasnya. (BP) **
Editor: Mustamar Natsir