Kompleks pemukiman di Kampung Adat Dasan Beleq Desa Gumantar yang sangat terjaga kebersihannya. Sumber foto: Bambang Parmadi.
Kompleks pemukiman di Kampung Adat Dasan Beleq Desa Gumantar yang sangat terjaga kebersihannya. Sumber foto: Bambang Parmadi.

LOMBOK INFO – Dasan Beleq adalah salah satu kampung atau dusun di Desa Gumantar Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, yang masih kuat mempertahankan adat dan pranata sosial yang merupakan warisan dari para leluhurnya.

Perbukitan dengan hijaunya hutan yang masih terjaga membuat suasana Kampung Adat di Desa Gumantar ini cukup sejuk, dan dengan adat dan tradisi yang masih terjaga menjadikan dusun ini sebagai satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Nuansa adat dan tradisi yang begitu kental sangat terasa begitu kita berada di dusun ini.

Bangunan-bangunan rumah dengan arsitektur unik khas Suku Sasak yang masih dipertahankan menjadi pemandangan pertama yang menyambut kita. Bangunan rumah berdinding bambu dan beratap ilalang, dengan halaman yang sangat bersih.

Dalam kompleks seluas hampir dua hektare itu terbagi dalam lima zona tempat tinggal, sesuai dengan jabatan atau fungsi warga yang menempatinya.

Kelima zona itu adalah kediaman Penghulu yang bertanggung jawab masalah keagamaan, kediaman Pemangku yang bertanggung jawab pada ritual yang berkaitan dengan alam, dan kediaman Pemekel yang bertanggung jawab terkait penerapan hukum adat.

Kemudian ada kediaman ahli kesehatan termasuk juru khitan yang disebut Raden, dan kediaman personel yang bertanggung sebagai penyelidik jika timbul masalah dalam penerapan hukum adat yang disebut Turun.

Di tengah kompleks terdapat bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan, khususnya untuk bermusyawarah yang disebut sebagai Bale Pegalan atau Bangar Desa.

Bangar Desa ini menjadi semacam titik episentrum dan, juga merupakan induk permulaan berdirinya sebuah komunitas adat. Di zamannya, sebelum mendirikan bangunan yang lain, Bangar Desa itulah yang pertama kali dibangun terlebih dahulu. Sementara, di bagian depan kompleks terdapat beberapa berugak (gazebo) dengan fungsinya masing-masing.

Ada berugak untuk menerima tamu, ada berugak untuk menyiapkan hidangan ketika menjamu tamu, juga ada berugak yang berfungsi untuk menempatkan perangkat-perangkat upacara ketika berlangsung upacara adat.

Semuanya ada empat puluh bangunan di sini, dengan dua puluh delapan di antaranya adalah tempat tinggal yang dihuni beberapa kepala keluarga. Sementara sisanya adalah bangunan selain rumah, seperti berugak, dapur adat, dan bangunan untuk upacara adat.

Jumlah bangunan di dalam dusun ini tetap sama dari dulu karena ada kesepakatan untuk tidak menambahnya sama sekali.

Seiring waktu, jumlah tersebut tak mampu lagi menampung warga yang ada, sehingga sebagian di antaranya membangun rumah di luar area kompleks.

Akan tetapi warga yang berada di luar kompleks ini tetap terikat dengan adat tradisi dan pranata sosial yang ada, kecuali satu hal, yaitu boleh membangun rumah bata dengan atap genteng atau yang lainnya.

Adat dan tradisi warisan leluhur yang hingga saat ini masih berlaku pada masyarakat Dasan Beleq ini bisa tetap terjaga karena adanya awig-awig yang dipatuhi bersama.

Mengenal Keunikan Adat dan Tradisi di Kampung Adat Dasan Beleq Desa Gumantar, Lombok Info
Bale Pegalan atau Bangar Desa yang merupakan titik episentrum dan sekaligus menjadi tempat berkumpulnya warga Kampung Adat Dasan Beleq untuk bermusyawarah atau menggelar suatu acara. Sumber foto: Bambang Parmadi.

Dari hal-hal menyangkut kehidupan sehari-hari, penjagaan terhadap lingkungan alam yang didiami, hingga ritual-ritual adat maupun keagamaan semua terikat dalam awig-awig mereka.

Salah satu contoh terkait kebersihan lingkungan, jika ada yang membuang sampah sembarangan maka akan dikenakan sangsi, sehingga halaman rumah dan lingkungan kompleks dusun adat ini selalu bersih. Sulit kita temui adanya sampah tercecer di halaman rumah mereka.

Terkait penjagaan alam, awig-awig mereka mengatur pengelolaan dan pamanfaatan hutan adat yang dimiliki. Semisal menebang pohon, hal ini tidak bisa sembarangan dilakukan, mesti ada izin dari Pemekel.

Sementara terkait dengan ritual adat, satu hal yang menarik adalah upacara perkawinan. Di dalam kompleks Kampung Adat ini upacara perkawinan hanya dilaksanakan satu kali dalam setahun secara bersama-sama, berapapun pasangan warga yang menikah.

Mengenal Keunikan Adat dan Tradisi di Kampung Adat Dasan Beleq Desa Gumantar, Lombok Info
Seorang pria warga Kampung Adat Dasan Beleq sedang menganyam alang-alang yang digunakan sebagai atap rumahnya. Sumber foto: Bambang Parmadi.

Jika ada warga yang menikah, setelah selesai prosesi nikah secara syariat agama yang dilaksanakan di masjid secara sederhana dan terdaftar secara sah di Kantor Urusan Agama, maka untuk upacara (resepsi) adatnya harus menunggu waktu yang telah ditentukan.
Salah satu manfaat dari tradisi ini tentu pengeluaran biaya untuk upacara perkawinan menjadi lebih hemat.

Selain upacara pernikahan yang dilaksanakan secara kolektif, tradisi yang digelar setahun sekali dengan cuku besar adalah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan sebutan Maulid Adat.

Untuk melihat secara langsung dan berkeliling di Kompleks Kampung Adat ini pengunjung mesti didampingi oleh warga lokal, atau petugas Pokdarwis yang mengelola aspek kepariwisataan di sini.

Oleh pendamping tersebut pengunjung akan menerima penjelasan terkait bangunan-bangunan beserta berbagai perangkat yang ada, juga penjelasan terkait adat dan tradisi yang berlaku.

Hal ini juga menjadi salah satu cara warga masyarakat di Kampung Adat Dasan Beleq Desa Gumantar dalam menjaga kelestarian adat dan tradisi yang berlaku.**

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here