LOMBOK INFO – Mendekati Hari Raya Nyepi 2023 akan teringat tentang adanya pawai ogoh-ogoh. Apalagi mengingat bahwa pawai ogoh-ogoh akan kembali dilaksanakan setelah 3 tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Sering mendengar mengenai ogoh-ogoh, tetapi apa makna, pengertian dan maksud dilaksanakannya ogoh-ogoh? Ayo disimak!
Dilansir dari situs dunia pengertian, kata ogoh-ogoh dikutip dari Bahasa Bali yaitu ogah-ogah yang berarti sesuatu yang digoyang-goyangkan.
Ogoh-ogoh dalam budaya bali diartikan karya seni patung yang menggambarkan Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dhama mempresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan, serta digambarkan dengan sosok yang besar dan menakutkan.
Ogoh-ogoh sering juga digambarkan sebagai makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah, widyadari. Bahkan seiring perkembangan ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, pemimpin dunia, artis, tokoh agama bahkan pejahat.
Namun sebenarnya ogoh-ogoh tidak memiliki hubungan langsung dengan Hari Raya Nyepi. Pada tahun 1983 presiden menyatakan bahwa Nyepi sebagai hari libur nasional. Semenjak itu masyarakat membuat perwujudan Bhuta Kala yang disebut ogoh-ogoh. Lalu budaya ini menyebar sejak diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.
Ogoh-ogoh merupakan kreativitas dan spontanitas masyarakat untuk memeriahkan acara ngerupuk, yaitu acara mengelilingi desa dengan membawa obor. Ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa lalu dibakar.
Karena sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan hari raya Nyepi, ogoh-ogoh ini tidak mutlak ada di dalam upacara. Tetapi boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan hari Raya Nyepi.
keterangan foto:
Pawai Ogoh-Ogoh pada tahun 2018 (Instagram: stt.tamansayo_)