Seorang warga tengah memperhatikan Monumen Titik Nol Kilometer Mataram.
Seorang warga tengah memperhatikan Monumen Titik Nol Kilometer Mataram. Foto: Bambang Parmadi.

LOMBOK INFO – Dalam rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun Pemerintah Kota Mataram ke 28 tahun 2021 lalu, Walikota Mataram meresmikan monumen atau tugu Titik Nol Kilometer.

Peresmian tersebut bukan dalam rangka penentuan posisi titik nol kilometer atau pembangunan tugu yang baru, tapi barangkali lebih tepat kita sebut revitalisasi. Karena titik nol kilometer ini keberadaannya sudah ada sangat lama, tetapi sekian lamanya waktu itu telah terabaikan.

Titik Nol Kilometer yang posisinya ditandai dengan sebuah tugu kecil atau biasa disebut Pal ini sudah ada sejak jaman kekuasaan kolonial Hindia Belanda, dan setelah kemerdekaan tidak pernah dilakukan perubahan.

Tugu atau pal penanda titik enol kilometer yang sebelumnya terabaikan itu oleh Pemerintah Kota Mataram dipercantik dengan beberapa ornamen untuk mempertegas keberadaannya.

Monumen Titik Nol Kilometer Mataram dan Setitik Cerita Sejarahnya, Lombok Info
Tugu Pal Titik Nol Kilometer Mataram sebelum dibangunnya monumen oleh Pemerintah Kota Mataram. Foto: Bambang Parmadi.

Setelah diresmikannya revitalisasi tersebut, Monumen atau Tugu Titik Nol Kilometer yang berada di Jalan Pejanggik tepatnya di depan Kantor Kodim (Komando Distrik Militer) 1606 Mataram tersebut menjadi salah satu spot selfi masyarakat khususnya warga Kota Mataram.
Terutama pada waktu pagi hari yang bertepatan dengan hari libur, selalu ada masyarakat yang sedang berolahraga, entah bersepeda, lari atau jalan kaki menyempatkan berhenti dan berpose di area tersebut.

Sebagaimana di kota-kota lain, tugu Titik Nol Kilometer Mataram pun menjadi salah satu asset atau kekayaan sejarah kota dan menjadi area yang penting untuk dikunjungi baik oleh warga kota sendiri maupun masyarakat dari luar daerah yang sedang berkunjung ke Mataram.

Pada salah satu unggahan di kanal media social Facebook yang mengupas tentang tugu Nol Kilometer ini terdapat satu tanggapan dari salah satu netizen dengan pertanyaan,”Coba history kenapa titik nol kilometernya bukan di Pantai Ampenan, dari sudut pandang geografis jelaskan bang.”

Ternyata kebanyakan titik nol kilometer di berbagai kota penentuannya memang bukan berdasarkan pertimbangan geografis, kecuali titik nol kilometer Indonesia yang berada di kota paling barat negeri ini yaitu Kota Sabang di Pulau We, Daerah istimewa Naggroe Aceh Darusalam.

Penentuan titik nol kilometer di banyak kota ternyata lebih mengdepankan pertimbangan tempat yang penting atau bersejarah.
Sebagai contoh titik nol kilometer Kota Jogjakarta yang terletak di ujung selatan Jalan Jenderal Ahmad Yani yang merupakan terusan Jalan Malioboro. Pada posisi tersebut ditetapkan menjadi titik awal penghitungan jarak atau titik nol kilometer karena posisi area tersebut berada di depan Kantor Residen atau Kantor Gubernur pada jaman pemerintahan Kolonial Belanda, yang sekarang gedung tersebut menjadi istana kepresidenan yang dikenal dengan sebutan Gedung Agung.

Berbeda dengan Jogjakarta, di Jakarta posisi atau penanda yang ditentukan sebagai titik nol kilometer adalah bangunan yang dahulu berfungsi sebagai menara syahbandar di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, yang sekarang berdekatan dengan Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan Jakarta Utara.

Pada menara tersebut ada sebuah penanda berupa prasasti yang terbuat dari batu dengan bertuliskan huruf aksara Cina. Prasasti tersebut konon dituliskan oleh pedagang dari Cina saat ia tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa pada abad ke-17. Prasasti tersebut bertuliskan “Tempat ini adalah kantor pengukuran dan penimbangan serta di sinilah titik nol Jakarta”.

Di Kota Mataram kenapa titik nol kilometer berada di depan Kantor Kodim? Kenapa bukan di Pantai Ampenan yang merupakan daerah paling barat di Puau Lombok, seperti pertanyaan netizen di atas?

Ternyata yang sekarang menjadi Kantor Kodim ini dahulu pada masa kekuasaan Kolonial Belanda adalah menjadi Kantor Pemerintahan Pulau Lombok atau yang disebut sebagai Afdeeling, tepatnya Afdeeling Lombok.

Monumen Titik Nol Kilometer Mataram dan Setitik Cerita Sejarahnya, Lombok Info
Kantor Komando Distrik Militer / Kodim 1606 Mataram yang pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda menjadi Kantor Afdeling (pimpinan daerah) Lombok, sehingga titik nol kilometer ditetapkan di depan kantor ini. Foto: Bambang Parmadi.

Afdeeling adalah sebuah wilayah administratif pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda setingkat Kabupaten. Administratornya dipegang oleh seorang asisten residen. Jadi pada jaman itu Pulau Lombok hanya menjadi satu kabupaten di bawah seorang gubernur atau Residen yang berkantor di Singaraja, Bali.

Saat ini jika kita perhatikan Kantor Kodim 1606 Mataram dari dekat, pada bagian depan bangunan kantor tepatnya di bawah logo dan tulisan Kodim terdapat tulisan “De Afdeling Lombok.” Penulisan ini dapat kita pahami sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mengenalkan kembali sejarah kepada masyarakat. Satu hal yang patut kita apresiasi.

Sekarang jika kita kebetulan singgah atau sengaja berkunjung ke tugu titik nol kilometer Kota Mataram, selain berphoto selfie di spot yang instagramable tersebut juga bisa membaca jejak sejarah yang ditorehkan di situ.**

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here