Beberapa pengunjung berfoto di Rumah Pohon Murmas, dengan latar belakang bukit dan lembah yang dipercaya masyarakat setempat sebagai lokasi Desa Besari yang hilang. (Foto: Bambang Parmadi)
Beberapa pengunjung berfoto di Rumah Pohon Murmas, dengan latar belakang bukit dan lembah yang dipercaya masyarakat setempat sebagai lokasi Desa Besari yang hilang. (Foto: Bambang Parmadi)

LOMBOK INFO – Dua objek wisata yang cukup terkenal dan banyak dikunjungi masyarakat di Desa Genggelang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara adalah Air Terjun Kerta Gangga di Dusun Kerta dan Rumah Pohon Murmas yang berada di Dusun Gangga.
Rumah Pohon Murmas termasuk obyek wisata baru, seiring dengan trending-nya tempat-tempat ketinggian sebagai obyek wisata di berbagai daerah beberapa tahun terakhir.

Sementara air terjun Kerta Gangga sudah cukup lama dikenal oleh para wisatawan di Lombok. Obyek wisata alam ini akan semakin ramai dikunjungi pada saat musim liburan.

Salah satu keunggulan dari obyek wisata ini, selain lokasinya yang cukup mudah dijangkau adalah terdapat 3 buah lokasi air terjun dengan ketinggian antara 35 hingga 40 meter.

Yang lebih menarik lagi tetapi belum terlalu banyak masyarakat ketahui, ternyata lereng bukit, lembah berhias hijaunya persawahan dan hutan yang penuh dengan rimbunnya pepohonan di antara dua obyek wisata ini menyimpan sebuah cerita yang penuh misteri.

Cerita yang bagi sebagian orang bisa jadi sekadar mitos, tetapi kisah ini dipercaya kebenarannya oleh masyarakat setempat.

Kawasan itu dahulu adalah sebuah desa yang bernama Besari, yang sekaligus merupakan pusat dari sebuah kerajaan kecil atau kedatuan yang bernama Kedatuan Besari. Tetapi desa itu menghilang atau lenyap bagai ditelan bumi.

Masyarakat di Desa Genggelang percaya bahwa sampai saat ini sebetulnya desa itu masih ada, tetapi tidak kasat mata alias gaib.

Desa yang hilang itu sekali–sekali “menampakkan dirinya” atau bisa dikunjungi orang. Namun yang terjadi justru pengalaman gaib itu dialami oleh orang luar, bukan penduduk di Dusun Gangga maupun Dusun Kerta, sebagaimana diceritakan Amiq Khalid kepada reporter televisi Trans 7 dalam acara On The Spot yang ditayangkan melalui kanal Youtube beberapa waktu lalu.

Amiq Khalid menuturkan, pernah suatu ketika ada seseorang memikul beberapa lembar tikar berjalan menyusuri jalan setapak di pinggir sungai di sekitar Air Terjun Kerta Gangga.

Ketika langkah kaki orang itu akan berbelok menuju ke dalam hutan seorang perempuan yang sedang mengusir burung di sawah di sebelah sungai itu menegur dan menanyakan arah yang mau dituju.

Laki–laki itu menjawab mau ke kampung sebelah untuk jualan tikar. Tentu saja perempuan yang menegurnya terkejut dan keheranan karena jalan yang mau dituju laki–laki itu adalah jalan setapak yang mengarah ke dalam hutan.

Ketika hal itu dia jelaskan, laki–laki yang memikul tikar itu yang terkejut dan tidak percaya.

Dia jelaskan bahwa seminggu sebelumnya dia sudah ke kampung itu untuk menjual tikar. Tikarnya habis terjual dan masih ada orang yang memesannya sehingga hari ini dia akan kembali untuk memenuhi pesanan itu.

Kembali dijelaskan bahwa jalan yang akan dia tempuh tidak mengarah pada kampung manapun tetapi adalah jalan masuk ke hutan.

Laki–laki setengah baya itu terkejut dan kebingungan. Akhirnya laki–laki itu diajak untuk singgah ke rumah Amiq Khalid selaku Kepala Dusun saat itu. Setelah cukup menenangkan diri keluarlah ceritanya sebagaimana dia sampaikan pada perempuan yang menegurnya di pinggir sungai.

Yang mengejutkan, laki–laki itu mengaku bahwa dia merasa sedang berjalan di jalanan kampung dengan suasana yang normal sebagaimana biasa.

Setelah ditegur oleh perempuan di pinggir sungai, dia menoleh ke arah yang akan dia tuju dan seketika dia sadar sedang berjalan di atas jalan setapak di tepi sungai, bukan di jalanan kampung, dan bahkan akan berbelok arah menuju ke dalam hutan.

Akhirnya Amiq Khalid mempersilakan laki–laki pedagang tikar itu istirahat, bahkan sempat menginap semalam di rumahnya.

Cerita lain adalah tentang seorang pemuda yang akan mengunjungi gadis idamannya. Sama seperti cerita tentang penjual tikar, ketika bertemu seorang warga Dusun Kerta dan ditanya mengapa dia berjalan ke arah hutan, dia pun kebingungan.

Ketika dia jelaskan bahwa dirinya mau ke Desa Besari untuk menemui seorang gadis yang belum lama dikenalnya, warga Dusun Kerta pun paham apa yang telah dialami pemuda tersebut.

Cerita terbaru tentang “munculnya” Desa Besari terjadi pasca gempa besar yang melanda sebagian besar Pulau Lombok pada tahun 2018. Saat itu daerah yang mengalami kerusakan paling berat adalah Kabupaten Lombok Utara, termasuk Desa Genggelang.

Dikutip dari ntbpost.haluankita,com, saat itu terdapat sekelompok relawan bencana yang mendirikan posko kesehatan di pintu masuk Air Terjun Kerta Gangga. Para relawan melayani masyarakat yang hendak berobat.

Anehnya banyak masyarakat yang datang berobat saat dini hari sampai subuh, dan yang lebih aneh lagi pada pagi hari dokter yang hendak mengecek identitas pasien terkejut karena semua tulisan atau catatan menghilang.

Beberapa hari berselang, muncul keluhan atas kinerja petugas di posko relawan tersebut karena dianggap tidak melayani penduduk Desa Genggelang untuk berobat.

Para dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas bertambah heran karena mereka selalu melayani siapa saja yang datang ke posko. Akhirnya dua petugas posko kesehatan mendatangi kantor Desa Genggelang untuk mengklarifikasi keluhan tadi.

Aparatur desa lantas bertanya, penduduk dari mana yang dilayani oleh petugas posko kesehatan. Ketika mereka menjelaskan bahwa yang dilayani banyak warga dari Desa Besari, para aparat Desa Genggelang itupun paham apa yang telah terjadi.

Terkait sejarah hilangnya Desa Besari, Amiq Khalid menuturkan bahwa Besari pada zaman dahulu adalah nama sebuah daerah yang otonom dan berdaulat, atau semacam Kedatuan dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam.

Desa Genggelang yang meliputi Dusun Kerta, Dusun Gangga, Dusun Murmas dan beberapa pedusunan lainnya adalah bagian dari Kedatuan Besari.

Misteri Desa Besari, Cerita Tentang Kerajaan yang Hilang di Genggelang, Lombok Utara, Lombok Info
Air terjun Kerta Gangga, yang menurut penduduk setempat salah satu gerbang masuk ke Desa “gaib” Besari berada di sekitar tempat ini (Bambang Parmadi)

Ketika Kerajaan Karangasem, Bali melakukan ekspansi ke Lombok pada sekitar akhir abad ke-17 dan kemudian menguasai sisi barat Pulau Lombok dengan pusat kekuasaannya di Mataram, penguasa di Mataram ini pun melakukan ekspansi ke wilayah Lombok Utara.
Datu yang berkuasa di Kedatuan Besari merasa tidak akan mampu menghadapi kekuatan militer dari Mataram, tetapi dia tidak ingin kedatuannya ditaklukkan.

Untuk menghindari penaklukan dari Kerajaan Mataram Karangasem, Datu Besari memilih berdoa dan memohon pada Allah Yang Maha Kuasa untuk diberikan perlindungan.

Berkat kesalehan dan kepasrahannya, doanya pun dikabulkan. Allah melindungi Kedatuan Besari dengan menghilangkannya dari dunia nyata.

Para prajurit penjaga kedatuan yang berada di batas wilayah merasa bingung dan sedih karena tiba-tiba kampung halamannya menghilang bersama kaum kerabat yang ada di dalamnya, dan berubah menjadi hutan, kebun dan persawahan.

Konon dari dalam kawasan desa yang menghilang itu tiba-tiba terdengar suara menasehati mereka dan mengatakan bahwa mereka yang tertinggallah yang akan bisa menceritakan tentang negeri mereka ke anak cucu dan generasi penerusnya.

Dari kejadian tersebut, hingga saat ini secara turun temurun kisah hilangnya Desa Besari menjadi cerita masyarakat setempat.

Sebagai bukti kesejarahan, sejak akhir tahun 2018 di Desa Genggelang didirikan sebuah museum. Di dalam museum tersebut disimpan berbagai benda kuno peninggalan masa lalu, termasuk baju rompi yang terbuat dari kulit kayu dan lampu bersendi lima yang dipercaya sebagai peninggalan Kedatuan Besari.

Misteri Desa Besari, Cerita Tentang Kerajaan yang Hilang di Genggelang, Lombok Utara, Lombok Info
Museum Genggelang yang menyimpan benda-benda kuno termasuk peninggalan Kedatuan Besari (Foto: MandalikaPost)

Jadi jika kalian sempat berkunjung dan berfoto selfie di Rumah Pohon Murmas atau bermain air di air terjun Kerta Gangga, jangan lupa bahwa kalian sedang berada di dekat gerbang pusat Kedatuan Besari, meskipun kalian tidak melihatnya.**(BP)

Previous articleSiap-siap Kecewa, WSBK 2022 di Mandalika Tak Lagi Sediakan Shuttle Bus Gratis
Next articleMasyarakat Lombok di Jabodetabek Gelar Kampanye Pariwisata NTB
Jurnalis Lombok Info.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here