Masih berdiri kokoh di Desa Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Istana Dalam Loka menjadi saksi bisu sejarah Kesultanan Sumbawa yang pernah berjaya sejak 1648 hingga 1959.
Didirikan oleh Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III pada 1885, Istana Dalam Loka pernah menjadi tempat tinggal sultan beserta keluarganya, dan sekaligus menjadi pusat pemerintahannya.
Bangunan kayu dengan bentuk rumah panggung ini mencerminkan arsitektur khas Sumbawa, yang dibangun menggunakan kayu jati dan tidak dipaku tetapi menggunakan pasak atau dikenal sistem baji, sehingga memungkinkan bangunan tetap kokoh meskipun terjadi gempa.
Kompleks Istana Dalam Loka ini terdiri dari bangunan Bala rea yang menghadap ke selatan ke arah Bukit Sampat, alun-alun, masjid, dan sungai Brang Bara. Kata “Dalam” dalam nama Istana Dalam Loka sendiri berarti kompleks tempat tinggal raja atau keraton.
Dahulu Kompleks Istana Dalam Loka dikelilingi tembok atau benteng setinggi 2,5 meter. Tetapi sekarang batas istana sudah tidak jelas lagi, karena tembok-tembok pagar asli itu sudah tidak ada.
Bangunan utama istana, Bala Rea, terdiri dari berbagai ruangan dengan fungsinya masing-masing, seperti Lunyuk Agung untuk musyawarah dan resepsi, Lunyuk Mas sebagai ruang permaisuri, dan Bala Bule tempat putra mahkota bermain. Setiap ruangan memiliki peran tersendiri, mencerminkan budaya dan kehidupan kerajaan pada masa itu.
Selain keindahan arsitektur, Istana Dalam Loka juga sarat dengan simbol keagamaan. Struktur bangunan ini menggunakan 99 tiang kayu yang melambangkan Asmaul Husna ( 99 sifat Tuhan dalam keyakinan Kaum Muslimin), dan 17 anak tangga yang menyimbulkan jumlah rakaat shalat.
Simbol – simbol kegamaan pada arsitektur istana itu menegaskan filosofi hidup masyarakat Sumbawa yang berlandaskan syariat Islam, sebagaimana ungkapan “adat berenti ko syara, syara barenti ko kitabullah”.
Saat ini Istana Dalam Loka menjadi obyek wisata penting yang selalu menjadi pilihan untuk dikunjungi wisatawan yang datang ke Kabupaten Sumbawa. Setiap hari kerja wisatawan bisa berkunjung dari pukul 07.00 hingga 17.00 Wita.
Pengunjung tidak dikenakan tiket masuk, hanya perlu mengisi daftar kunjungan dan memberikan donasi seikhlasnya di kotak yang telah disediakan. Fasilitas umum seperti area parker dan mushola juga tersedia untuk kenyamanan pengunjung.
Sebagai salah satu situs cagar budaya yang dijaga oleh pemerintah dan masyarakat setempat, Istana Dalam Loka bukan hanya destinasi wisata, namun juga simbol kebanggaan Masyarakat Sumbawa.**