Salah satu kuliner yang cukup banyak digemari masyarakat di Lombok adalah nasi campur. Biasanya warung penjual nasi campur dikenal karena nama tempat atau lokasinya, atau karena menu utama yang disajikan.
Salah satu warung nasi campur yang cukup lezat, dengan sajian menu masakan khas Sasak Lombok adalah Warung Nasi Pelalah Hajah Nurilah, yang juga dikenal dengan sebutan Warung Nasi Seganteng.
Warung nasi yang sudah berdiri sejak lebih lima puluh tahun lalu itu memang berlokasi di Lingkungan Seganteng, tepatnya di Jalan Dewa Ruci Nomor 4, Seganteng, Cakranegara, Kota Mataram.
Warung nasi campur yang “mem-branding” diri dengan sebutan Nasi Pelalah ini bisa dikatakan sebagai “permata yang tersembunyi” (hidden gem) dalam khasanah Kuliner Lombok, karena masih banyak penggemar kuliner di Lombok yang belum mengenalnya, padahal Hajah Nurilah sudah mulai berjualan sejak lebih dari lima puluh tahun silam.
“Sekitar pertengahan tahun enam puluhan (1960) saya mulai jualan nasi. Ya.. pokoknya waktu itu saya masih muda,” ujar Hajah Nurilah kepada Lombok Info yang berkunjung baru – baru ini.
Lebih lanjut perempuan yang kira – kira hampir memasuki usia delapan puluh tahun itu menjelaskan awal mulanya berjualan nasi dengan satu meja kecil di pinggir jalan, di depan rumah orang tuanya yang sampai saat ini ditempatinya tersebut.
Sejak awal berjualan dirinya tidak pernah merubah “genre” nasi campurnya, yakni menu masakan rumahan Khas Sasak dengan lauk utamanya Daging Sapi asap Sambal Pelalah.
“Ini yang khas, nggak akan side (anda) temui di warung lain,” tambahnya sambil menyendok sepotong daging sapi dan menyiramnya dengan Sambal Pelalah, salah satu sambal khas Lombok yang memberikan sensasi rasa pedas nikmat dengan sentuhan gurih karena menggunakan campuran santan kelapa yang kental.
Daging Sapinya sendiri proses pengasapannya hanya lima menit dengan menggunakan serabut kelapa, kemudian digeprek hingga pipih bentuknya. Hanya ditaburi garam sebagai bumbunya, sehingga rasa asli dagingnya masih terasa kuat.
Selain daging asap Sambal Pelalah ada banyak sayur dan lauk yang bisa dipilih untuk melengkapi sajian nasi campur itu, seperti Sayur Nangka, Urap Tauge dan Kacang Panjang, Urap Timun, Beberuk, Abon, Serundeng, tahu tempe kuah santan, dan juga Tumis Bunga Kecombrang.
Yang terakhir ini juga sangat khas dan tidak banyak ditemui pada sajian nasi campur di warung – warung yang lain. Bunga Kecombrang atau disebut juga Kecicang / Honje yang dimasak tumis.
Bumbu tumis yang sedikit manis menyatu dengan rasa asam pedas khas Bunga Kecombrang, dipadu dengan Beberuk terung dan kacang panjang yang pedas segar, ditambah dengan daging asap sambal pelalah yang gurih pedas, betul betul memberikan sensasi rasa khas Kuliner Lombok yang lezat.
Warung nasi sederhana ini biasa buka mulai jam delapan pagi. Mirip dengan warung – warung nasi di pasar, penggemar nasi campur Hajah Nurilah memang banyak membeli terutama untuk sarapan.
Sebagian lainnya juga membeli untuk makan siang, tetapi yang ini tidak terlalu banyak, karena nasi campur yang sudah melegenda ini biasanya pada sekitar jam satu siang sudah habis.**
(Mas Bepe)