
Berita menarik bagi para peminat dan pemerhati Sejarah Lombok berhembus dari halaman Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), menyusul ditemukannya bongkahan batu granit bekas monumen yang dibangun pada era kolonial, pada salah satu sudut bangunan gedung tersebut.
Bongkahan batu granit dan marmer hitam yang ditemukan oleh para pekerja dalam proses renovasi Gedung Kantor Gubernur NTB itu diyakini sebagai bagian dari tugu atau monumen yang dibangun Pemerintah Kolonial Belanda, untuk menghormati para tentara yang tewas dalam Perang Lombok pada tahun 1894 silam ( Lombok Info, 23/12/2024).
Terkait penemuan tersebut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, mewacanakan kemungkinan dilakukannya revitalisasi atas monumen tersebut, dan memerintahkan Kepala Museum NTB untuk mengkajinya.
“Saya sudah perintahkan Kepala Museum NTB untuk melakukan kajian lebih lanjut terhadap penemuan benda bersejarah ini, termasuk rencana ke depannya,” ujar Lalu Gita kepada wartawan.
Lebih lanjut Lalu Gita menjelaskan, area gedung Kantor Gubernur NTB dulunya merupakan taman (Kebon Raja) pada masa Pemerintahan Kerajaan Mataram Lombok (Raja Anak Agung Karang Asem).
Kawasan yang sebelumnya menjadi bagian dari kompleks kediaman (Puri) raja ini selanjutnya pada masa kolonial juga menjadi area pusat pemerintahan. Tidak jauh dari halaman Kantor Gubernur terdapat bekas Kantor Kontrolir (Asisten Resident) atau Kepala Pemerintahan Daerah (Afdeling) Lombok, yang sekarang menjadi Kantor Komando Distrik Militer (Kodim) 1606 Mataram.
Kemudian di depan kantor tersebut dibangun pula Tugu Pal O kilometer yang merupakan titik awal penghitungan jarak di Pulau Lombok.
“Nanti akan digali lebih jauh rekonstruksi sejarahnya. Namun saya sudah meminta Kepala Museum NTB untuk berkoordinasi dengan Balai Arkeologi dan lembaga terkait, guna menentukan langkah selanjutnya,” tambah Gita.
Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan proposal kepada Pemerintah Belanda guna merevitalisasi kawasan ini sebagai destinasi wisata sejarah, dengan bekas Monumen Perang Lombok tersebut sebagai titik pusatnya.
“Dengan cara seperti ini, mudah-mudahan orang Belanda bisa berkunjung dan berwisata ke sini (Lombok). Selain dapat melihat makam Jenderal Van Ham (Jenderal yang tewas dalam Perang Lombok, red), juga melihat penghormatan tugu arwah leluhurnya,” kata Gita lebih lanjut .
Sementara itu, Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, mengungkapkan bahwa benda bersejarah yang ditemukan ini kemungkinan besar memang merupakan bagian Monumen Perang Lombok yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pasca penaklukan Lombok tahun 1894.
Berdasarkan analisis awal, granit yang ditemukan diduga berasal dari Eropa, karena pada masa itu Indonesia belum mengenal bahan granit dengan kualitas seperti ini. “Bentuknya artistik, dan sangat detail. Ini menandakan kemungkinan besar granitnya diimpor dari Eropa,” ujar Ahmad Nuralam.
“Mungkin kita akan bersurat juga untuk menambah data kepada Kedutaan Belanda yang ada di Jakarta. Memang sudah dipastikan bahwa kawasan ini adalah pusat pemerintahan waktu zaman Kerajaan Belanda,” tambahnya.
Jika rekonstruksi dilakukan, lanjutnya, pihaknya yakin kawasan ini akan menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik. Dimana area Kantor Gubernur yang dulunya merupakan taman Raja Anak Agung Karang Asem, pada era setelahnya menjadi tempat rekreasi warga Belanda di Mataram.**