LOMBOK INFO – Taman Tugu di Kota Selong, ibukota Kabupaten Lombok Timur Hari Rabu dan Kamis 25 – 26 Januari 2023 ini dibuat meriah dan hingar bingar oleh penampilan Musik Kecimol melalui puluhan sound system yang berjejer berkeliling dan bergantian bersuara.
Puluhan sound system tersebut masing-masing dikawal dan digawangi oleh dua puluhan pemain Grup Musik Kecimol, penyanyi dan juga penari yang datang dari berbagai penjuru desa di Lombok dan Sumbawa.
Ribuan warga masyarakat penggemar Musik Kecimol pun membanjiri taman di depan Masjid Agung itu untuk menyaksikan penampilan grup Musik Kecimol idolanya masing-masing, seperti Grup Irama dari Gunungsari Lombok Barat, Megantara dari Narmada, Persada dari Lombok Tengah, dan puluhan grup lainnya.
Tak ketinggalan puluhan kreator konten turut hadir merekam untuk kemudian mempublikasikannya melalui kanal yang mereka miliki, seperti Youtube, Tik – Tok dan juga kanal sosial media lainnya.
Beragam lagu baik Lagu Sasak maupun Lagu Pop Nasional atau Lagu Dangdut didendangkan bergantian oleh para penyanyi masing-masing grup yang hadir dengan berbagai gaya penampilannya.
Festival yang dihadiri oleh seratus grup Musik Kecimol dari Pulau Lombok dan Sumbawa itu dihelat oleh Asosiasi Kecimol Nusa Tenggara Barat (AK NTB), dengan tajuk Festival Kecimol 2023 dengan thema Revitalisasi Tata Cara Berkecimol Sesuai dengan Standar Norma Suku Sasak.
Satu thema yang cukup menggelitik, seakan mengumumkan kepada khalayak bahwa Kecimol saat ini sudah lebih baik dan sejajar dengan musik yang lain. Tidak bisa lagi dianggap sekedar kesenian masyarakat pinggiran dengan berbagai kesan negatifnya.
Kehadiran Bupati beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, beberapa tokoh adat dan budayawan juga Pengurus Majelis Adat Sasak (MAS) menjadi bukti telah diterimanya Musik Kecimol sebagai bagian dari perkembangan budaya Masyarakat Sasak Lombok.
Hal itu dipertegas oleh Ketua Dewan Pembina AK NTB, Lalu Bayu Windya yang mengatakan bahwa Kecimol merupakan bagian dari perkembangan budaya Masyarakat Suku Sasak. Bukan seni tradisi tapi seni kreasi.
“Mulai sekarang kita pastikan Kecimol ini bagian dari kesenian dan kebudayaan kita. Bukan seni tradisi, tapi seni kreasi atau Pop Culture. Jadi Kecimol ini Seni Sasak Kreasi,” ujar mantan Ketua Harian Majelis Adat Sasak itu.
Senada dengan Lalu Bayu, Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmy menegaskan Musik Kecimol harus mejadi bagian dari Budaya Sasak yang religius. Karenanya berbagai hal yang menjadikannya dipandang negatif harus bisa dihilangkan.
Pada sisi yang lain Kecimol juga berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi rakyat. Terbukti dengan banyaknya pedagang kaki lima yang ikut mendapatkan cipratan rejeki dari keramaian festival itu.
“Atas pertimbangan dua hal itu, satu sebagai bagian dari Budaya Sasak yang religius, dan menjadi bagian ekonomi kreatif yang berdampak positif bagi perekonomian masyarakat, maka pemerintah mendukung digaungkannya Kecimol ini ke seluruh Indonesia, bahkan dunia,” ujar Sukiman dalam pidato pembukaan festival itu.**
sumber foto : Bambang Parmadi
