Seusai meresmikan Program Kotaku Museumku, Kampungku Museumku Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi pameran benda-benda pusaka desa di Museum Negeri NTB, Selasa (7/1/2025)

Dalam dua hari kunjungannya di Nusa Tenggara Barat (NTB), Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon meresmikan Program “Kotaku Museumku, Kampungku Museumku” yang merupakan terobosan program dari Museum Negeri NTB, Selasa (7/1/2025) kemarin.

Program ini merupakan langkah strategis Museum NTB dalam mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara berbagai kekayaan tradisi, sejarah dan budaya yang dimiliki.

Dalam sambutannya Fadli Zon mengemukakan pentingnya menjaga, merawat, dan melestarikan kebudayaan yang ada di suatu daerah. Karena  keragaman budaya di Indonesia merupakan sebuah kekayaan yang akan menguatkan dan mengokohkan pembentukan karakter dan jati diri bangsa (National Character Building) . 

“Dengan berbagai upaya yang dilakukan, kita berharap masyarakat bisa mencintai, bahkan kerasukan budayanya sendiri, bukan kerasukan budaya asing,” ujar Fadli.

Politisi Partai Gerindra itu juga mengungkapkan kekagumannya atas jejak sejarah dan peradaban yang ada di NTB.

“Kalau di Lombok, kemarin saya berkunjung ke Cagar Budaya Nasional Taman Narmada dan beberapa tempat lainnya. Saya melihat luar biasa kekayaan budaya di NTB ini,” ungkapnya.

Karenanya mantan anggota DPR RI itu berjanji akan mengupayakan terbentuknya Balai Pelestarian Kebudayaan tersendiri (yang selama ini menjadi satu dengan Bali dan NTT) sebagai salah satu upaya mendorong lebih optimalnya pelestarian dan pengembangan budaya di NTB .

Sebelumnya, dalam laporannya Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam mengemukakan bahwa Program Kotaku Museumku, Kampungku Museumku adalah upaya mengajak masyarakat untuk mencintai, menjaga dan melestarikan tradisi serta peninggalan sejarah dan budaya yang dimiliki.

“Ini adalah penerjemahan dari istilah “Living Museum”, yang membuat museum menjadi lebih terbuka, tidak dibatasi sekat tembok dan bangunan yang kaku,” papar Nuralam.

“Sehingga dengan demikian, museum tidak hanya menjadi identitas masyarakat, tetapi akan lebih meningkat fungsinya dalam memberikan edukasi sekaligus menjadi penggerak ekonomi kreatif di tengah masyarakat,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut dipamerkan pula benda – benda pusaka yang dimiliki oleh dua desa di Kabupaten Lombok Barat, yaitu Desa Batu Kumbung dan Sigerongan, Kecamatan Lingsar.

Berbagai benda pusaka tersebut antara lain manuskrip yang tertulis di atas daun lontar maupun di atas kertas tua, kain, senjata, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Benda – benda pusaka tersebut merupakan kekayaan masyarakat yang tengah didorong untuk dihimpun dalam sebuah museum desa.

Sementara sebagai upaya meningkatkan perannya dalam pemajuan kebudayaan, Menteri berharap Museum Negeri NTB bisa meningkatkan posisi pemeringkatannya, yang saat ini berada pada grade B bisa ditingkatkan menjadi grade A.**  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here