
LOMBOK INFO – Salah satu kehebohan yang menyita perhatian banyak orang pada gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika pada Bulan Maret lalu adalah beraksinya seorang pawang hujan di tengah arena balap ketika hujan turun menjelang berlangsungnya balapan.
Walaupun sempat menjadi polemik yang tajam, kehadiran pawang hujan yang dikenal dengan sebutan Mbak Rara itu telah memberi warna tersendiri dan membuat Sirkuit Mandalika semakin menjadi perhatian dunia.
Menjelang berlangsungnya gelaran World Superbike (WSBK) di sirkuit kebanggaan masyarakat NTB Bulan November mendatang, kehadiran pawang hujan sempat kembali menjadi perbincangan banyak pihak. Terlebih pada Bulan November itu diperkirakan musim hujan di Lombok mendekati puncaknya.
Tetapi kepada wartawan Mbak Rara yang memiliki nama lengkap Rara Istiati Wulandari menyatakan tidak akan hadir dalam gelaran WSBK di Sirkuit Mandalika bulan depan ini.
Sementara itu pihak Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku penyelenggara mempersilahkan Rara atau pawang hujan lainnya beraksi saat WSBK Indonesia 2022 di sirkuit Mandalika.
Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria kepada media mengatakan bukan hanya Rara, namun pawang hujan lokal lainnya juga diberikan ruang dan kesempatan untuk ikut serta menyukseskan event yang kedua kalinya terselenggara di Sirkuit Mandalika.
Menurutnya, MGPA tidak akan menghalangi niat baik dari setiap orang untuk membantu demi kesuksesan sebuah event termasuk WSBK Indonesia 2022 di sirkuit Mandalika.
Sementara pihaknya juga merasa senang dengan keberadaan pawang hujan karena adanya nuansa kearifan lokal dalam sebuah event.
Akan tetapi secara resmi MGPA tidak akan merekrut pawang hujan sebagaimana dilakukan pada gelaran Moto GP Bulan Maret lalu.
“MGPA tidak akan merekrut jasa pawang hujan,” tegasnya sebagaimana dilansir motorplus-online.com Hari Senin, 10 Oktober 2022.
Pernyataan Direktur MGPA di atas menarik untuk dicermati. Jika pawang hujan boleh terlibat membantu pelaksanaan WSBK, tetapi pihak MGPA tidak merekrutnya, lantas siapa yang akan membayar jasa mereka.
Sementara diketahui bahwa ketika seorang pawang hujan mengerahkan kemampuannya, artinya sang pawang tersebut memberikan jasa yang mesti dihargai, atau dibayar.
Bahkan kepada media saat gelaran Moto GP di Sirkuit Mandalika Bulan Maret lalu Rara, sang pawang yang viral itu mengaku mendapat bayaran Rp5 juta per harinya, dan dirinya dikontrak selama 21 hari.
“Saya dibayar Rp5 juta sehari,” kata Rara kepada Kompas TV, Minggu (20/3/2022). Jika dihitung, tak kurang ia mendapatkan bayaran mencapai Rp105 juta.
Pada gelaran WSBK Bulan November mendatang, pawang hujan lokal bisa bersiap menggantikan peran Mbak Rara, tapi gratis ? **