Sebuah kapal cepat pada lintasan Bali - Gili Trawangan, Lombok, yang sejak dua hari belakangan tidak boleh menaikkan dan menurunkan penumpang langsung di Gili, tetapi harus melakukannya di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara. (sumber: GiliFerries.com)
Sebuah kapal cepat pada lintasan Bali - Gili Trawangan, Lombok, yang sejak dua hari belakangan tidak boleh menaikkan dan menurunkan penumpang langsung di Gili, tetapi harus melakukannya di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara. (sumber: GiliFerries.com)

LOMBOK INFO – Baru-baru ini viral di berbagai kanal media sosial seorang perempuan wisatawan asing menangis ketakutan di atas kapal kayu yang tengah berlayar di antara gelombang yang cukup besar.

Kapal kayu berkapasitas sekitar 40 orang itu tengah mengangkut para wisatawan dari Gili Trawangan ke Pelabuhan Bangsal di Pemenang, Lombok Utara.

Para wisatawan asing tersebut tidak bisa lagi bertolak ke Bali menggunakan kapal cepat dari Gili Meno, Gili Air maupun Gili Trawangan (Gili Matra), karena adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara yang mengharuskan kapal cepat dari dan ke Bali untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di Pelabuhan Bangsal, Pemenang.

Karena kebijakan tersebut para wisatawan yang mau menuju ke kawasan Gili Matra dengan kapal cepat dari Bali harus mendarat di Pelabuhan Bangsal, untuk kemudian berganti dengan kapal kayu menuju kawasan Gili Matra, begitu pun sebaliknya.

Kebijakan ini menjadi polemik dan menuai protes dari berbagai kalangan, khususnya pelaku pariwisata terkait dan pengusaha yang mengoperasikan kapal cepat dari Bali ke Kawasan Gili Matra.

Dikutip dari Radar Lombok Selasa (18/10), salah satu pengelola kapal cepat itu menyebut kebijakan ini sebagai sebuah tragedi.
“October 17, 2022 Tragedy Gilis Lombok Tourism,” ujar sumber tersebut.

“Semestinya semua pihak harus mengedepankan kepentingan pariwisata Gilis and Lombok yang sudah mulai menggeliat setelah bencana covid-19. Terutama authorities, seharusnya lebih bijak dalam mengeluarkan keputusan atau kebijakan, yang pada akhirnya merugikan pariwisata Gilis Lombok,” tambahnya.

Menurutnya, berkembang dan ramainya wisatawan ke Gili tidak terlepas karena adanya kapal cepat dari Bali langsung ke Gili. Mestinya pemerintah daerah memberikan penghargaan ke pelaku kapal cepat.

Bahkan menurutnya, ketika pemerintah mengambil kebijakan seperti ini mereka pun tidak pernah diajak bicara.

Sementara menanggapi polemik di atas, Kepala Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Faozal berpandangan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Utara sudah tepat.

“Sekali – kali biar travel Bali tahu, kalau gili ada tuannya, ya Pemda Lombok Utara. Sering kita dengar, gili adalah destinasinya Bali. Karena ada kapal cepat dari Bali langsung ke Gili,” ujar Faozal.

Yang penting menurutnya, penyeberangan dari Bangsal ke Gili harus dipastikan layanan penyeberangannya aman dan nyaman bagi wisatawan.**

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here