LOMBOK INFO – Cabai menjadi salah satu bumbu dapur yang sangat penting bagi masyarakat, terlebih masyarakat Lombok yang sebagian besar penggemar rasa pedas.
Tak heran jika pada waktu-waktu tertentu harga cabai akan meroket tinggi, terutama di pasar-pasar tradisional.
Seperti beberapa hari belakangan ini, harga cabai di sejumlah pasar tradisional mulai merangkak naik, hingga mencapai harga Rp100 ribu per kilogramnya.
Naiknya harga komoditi ini antara lain disebabkan karena panen yang kurang berhasil, sehingga keberadaan di pasar, terutama cabai segar menjadi berkurang. Mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga tersebut, sebagian masyarakat mulai beralih menggunakan cabai kering.
Hajah Rohun, salah satu pedagang di Pasar Mandalika mengungkapkan kenaikan cabai secara drastis mulai terjadi dalam sepekan terakhir. Harga yang ada saat ini bervariasi antara Rp75 ribu – Rp100 ribu, tergantung jenis dan kondisinya.
Kecuali cabai rawit, yang harga normalnya berkisar Rp20 ribu saat ini meningkat hingga Rp40 ribu per kilogramnya.
Kondisi tersebut juga menyebabkan penjualannya menurun. Dalam sehari saat ini dia hanya bisa menjual 200 hingga 300 kilogram, jauh berkurang dari biasanya yang dalam sehari dia bisa menjual 1 hingga 2 ton.
Sementara itu salah satu pedagang lainnya, Gozali mengatakan cuaca buruk dan tidak menentu telah membuat banyak petani mengalami gagal panen sehingga harga cabai mulai naik.
Terkait kenaikan harga cabai ini, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Barat, Fathul Gani mengimbau para petani untuk memprioritaskan penjualan guna memenuhi terlebih dahulu kebutuhan dalam daerah.
Dia menambahkan bahwa perbedaan margin keuntungan harga di dalam daerah dan luar daerah tidak terpaut jauh.
“Kami juga terus mengimbau pemanfaatan pekarangan warga untuk menanam cabai,” ujar Fathul Gani sebagaimana dilansir Lombok Post, Selasa (7/6/22).**