
LOMBOK INFO – Istilah “wisata kuliner” beberapa tahun terakhir sudah tidak asing ditelinga kita. Tetapi, apakah kalian pernah mendengar istilah “wisata gastronomi”?
Meski sama-sama berhubungan dengan makanan, keduanya memiliki arti yang berbeda. Istilah kuliner lebih berfokus pada makanannya, mulai dari proses pembuatan hingga rasa dan estetikanya.
Sementara gastronomi membahas makanan dengan sudut pandang yang lebih luas, terutama terkait hubungan antara makanan dengan budaya masyarakat yang menghasilkannya.
Hal ini dikarenakan makanan memiliki fungsi sosial-budaya yang merupakan hasil adaptasi manusia terhadap lingkungannya.
Termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai provinsi yang memiliki beberapa obyek wisata unggulan, kekayaan kulinernya pun mulai dikenal luas. Sehingga wisata kulinernya pun sudah menjadi salah satu tujuan dari para wisatawan yang datang.
Untuk mengenalkan berbagai aspek gastronomi dari makanan khas NTB, Mahasiswa D III Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Berabagakan menggelar Festival Gastronomi Sasak, Samawa, Mbojo (Sasambo) pada tanggal 27-31 Desember 2022.

Kegiatan ini akan dilaksanakan di lokasi Wisata Kuliner Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, bekerjasama dengan Pemerintah Desa dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pengelola lokasi wisata kuliner tersebut.
Acara akan diikuti beberapa kelompok yang mewakili tiga suku utama di NTB yakni Sasak, Samawa, dan Mbojo (Sasambo) , dan akan menamilan 35 jenis kuliner lokal sudah teridentifikasi seperti ayam taliwang, sate tanjung, sate rembiga, sepat, singang, palumara, dan lain-lain.
Pagelara Gastronomi Sasambo di lokasi wisata yang sedang naik daun ini akan dimeriahkan dengan Bazaar Kuliner Nusantara, dan juga menghadirkan beberapa juru masak laki – laki sebagai pembuat masakan sewaktu diadakan begawe / hajatan khas Lombok, yang dikenal dengan sebutan Ran.

Selain itu, bertempat di Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram hari ini juga akan digelar Seminar Nasional Gastronomi dengan tema “Gastronomi Sasambo dalam Pusaran Makanan Global”.
Selain menghadirkan Budayawan NTB dan pemerhati makanan tradisional dari Universitas Mataram, seminar ini juga akan menghadirkan Fadly Rachman, ahli gastronomi penulis buku Jejak Rasa Nusantara, dan Murdijati Gardjito, guru besar gastronomi yang juga penulis buku Gastronomi Indonesia.
Panitia berharap kegiatan ini bisa meningkatkan “branding” berbagai makanan khas NTB, sekaligus akan mejadikan Kebon Ayu sebagai Desa Wisata Gastronomi.