Akuair Minifest 3-0c2236b7
Pertunjukan musik eksperiman "Suara Kembang Sasak" dalam pergelaran Akuair Mini Festival di Taman Budaya NTB, Sabtu (12/12) kemarin (Photo : Bambang Parmadi)

Mengawali kiprahnya pada sektor industri kreatif dan dunia seni di Nusa Tenggara Barat (NTB), Koperasi Akuair Art and Creative Enterprise (Koperasi Akuair) menggelar pertunjukan teater dan musik di Taman Budaya NTB, Mataram, Sabtu (21/12/) yang baru lalu.

Pertunjukan yang bertajuk “Akuair Mini Festival” itu berlangsung selama kurang lebih dua jam. Menampilkan Bengkel Aktor Mataram (BAM) dengan lakon Kisah Penguasa Kemaruk dan musik eksperimen Suara Kembang Sasak oleh Organic Mind.

Ketua Koperasi Akuair, Agus Kurniawan Saputra dalam sambutan pembukanya menyebutkan bahwa koperasi ini didirikan oleh sepuluh orang pelaku seni dan pekerja kreatif di NTB pada Bulan September 2024 yang lalu.

Tujuannya antara lain adalah membangun ruang yang lebih luas bagi seni lokal, memberikan apresiasi pada para pekerja seni, dan memastikan karya mereka bisa dinikmati, bukan hanya oleh wisatawan, tapi juga oleh masyarakat NTB sendiri.

Kemudian dengan pemanfaatan media digital, karya seni dan produk – produk kreatif yang dihasilkan juga bisa dinikmati oleh semua orang dari semua tempat, tanpa batas wilayah.

“Dunia sudah berubah, para seniman pun mesti paham dan mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dalam konteks inilah kami, Akuair  ingin menjadi bagian dari perubahan itu,” jelas Agus.

“Selain itu berkesenian juga mestinya bisa mendatangkan kesejahteraan untuk para pelakunya, sehingga kami cantumkan kata enterprise pada nama koperasi ini” tambah lelaki paruh baya yang aktif menulis puisi itu.

Sementara itu Anas Amrullah, salah satu anggota pengawas Koperasi Akuair dalam perbincangan dengan Lombok Info seusai pertunjukan menjelaskan, berdirinya koperasi itu adalah salah satu bentuk upaya menjawab kegelisahan banyak pihak terhadap perkembangan kesenian dan industri kreatif di NTB.

“Bicara sektor seni dan industri kreatif di NTB, kita ini sebetulnya kaya dengan bakat dan potensi, tapi mereka masih mencari ruangnya. Para pekerja seni belum sepenuhnya menjadi tuan rumah di tanah sendiri,” ujar Anas  

“Ada ironi di sini, seni yang seharusnya menjadi jiwa dari sebuah tempat, dan sekaligus juga menjadi nafas dari budaya, malah kerap terpinggirkan,” tambah pengusaha yang aktif dalam pengembangan sektor industri kreatif dan seni di NTB itu.

Lebih lanjut Anas berharap, walau dimulai dengan langkah yang kecil, Akuair ke depan bisa berperan membawa seni dan dunia kreatif NTB ke panggung yang lebih besar, dan seni semakin dihargai serta bisa menjadi jalan hidup yang bermartabat bagi para pelakunya.**   

Koperasi Akuair Sukses Menggelar Akuair Mini Festival Sebagai Debut Awalnya Di Dunia Seni dan Industri Kreatif NTB, Lombok Info
Pertunjukan musik eksperiman “Suara Kembang Sasak” dalam pergelaran Akuair Mini Festival di Taman Budaya NTB, Sabtu (12/12) kemarin (Photo : Bambang Parmadi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here