Tidak perlu khawatir ketika tinggal di desa, begitu kata sebagian besar orang. Ya, mau makan apa saja, semua tersedia. Menanam, memetik, menikmati udara segar, dan berbagai potensi yang ada di sana. Tak heran ketika kini, marak orang-orang kembali ke desa, untuk membangun sesuatu. Entah itu destinasi wisata atau yang lainnya. Potensi desa memang tak main-main! Apalagi ketika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin, manisnya bisnis ekspor bisa dicicipi oleh penduduknya. Tak sekadar cerita, inspirasi ini datang dari Akhmad Sobirin, Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Tahun 2016.

Sebuah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan, sebab dalam rangka merayakan HUT ke-30 Kota Mataram, pemerintah Kota Mataram dengan dukungan SATU Indonesia Awards NTB menggelar Workshop Young Enterpreneur. Tidak tanggung-tanggung, penyelenggara mendatangkan Akhmad Sobirin yang dikenal sebagai pemberdaya gula semut asal Banyumas, Jawa Tengah, sebagai salah satu narasumber.
Akhmad Sobirin, Si Pemberdaya Gula Semut
Ketika kebanyakan orang ingin mengejar megahnya kota, pria kelahiran tahun 1987 ini justru tertarik untuk tetap berada di desa. Akhmad Sobirin dikenal dengan julukan Si Pemberdaya Gula Semut. Ia menjadi pelopor untuk mengajak masyarakat di daerahnya memproduksi gula semut, usai mengetahui bagaimana manisnya peluang pasar ekspor. Memulai segala sesuatunya tentu tidak mudah, Sobirin bercerita bagaimana ia mengedukasi masyarakat tentang gula semut. Dimana sebelumnya, para petani di daerahnya lebih akrab memproduksi gula kelapa. Dijelaskannya pula, bahwa meski proses produksi gula semut jauh lebih sulit, namun ada banyak sekali keunggulan yang dimiliki, yang tentu saja membuat varian gula yang satu ini digemari bahkan memiliki peluang pasar ekspor.
Membuat Para Petani Kian Sejahtera Lewat KUBE Manggar Jaya
Dalam mendukung usahanya untuk mengedukasi dan mulai mengajak para petani memproduksi gula semut, Akhmad Sobirin pun mendirikan Koperasi Usaha Bersama (KUBE) Manggar Jaya pada 1 Juni 2012 silam. Di mana KUBE ini pula mampu menggusur para tengkulak yang selama ini merugikan para petani. Berdirinya Koperasi Usaha Bersama (KUBE) Manggar Jaya rupanya mampu memberikan pengaruh yang signifikan pada penghasilan para petani. Lewat kegiatan produksi gula semut, penghasilan para petani di sana meningkat dari Rp13,000/kg menjadi Rp20,000/kg.
Inspirasi Bisnis Ekspor Berbasis Potensi Desa, Bagaimana dengan Kota Mataram?
“Setiap daerah tentu memiliki potensi ekspor sesuai yang menjadi ciri khas daerah tersebut”, jelas pria yang selain sebagai penerima SATU Indonesia Awards Tahun 2016, juga berhasil membawa desanya di Kabupaten Banyumas menjadi Desa Sejahtera Astra (DSA) di Tahun 2021.
Kabupaten Banyumas, misalnya, merupakan daerah penghasil gula semut terbesar di Provinsi Jawa Tengah, di samping sejumlah komoditas pertanian lainnya. Lantas bagaimana dengan Kota Mataram, atau pedesaan yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)? Bisa mulai dilihat, apa yang menjadi potensi lokal di sana. Apakah sorgum (sebagai solusi pangan sehat dan ramah lingkungan), kopi, atau komoditas pertanian lainnya. Pastikan dari potensi lokal tersebut, komoditas yang ada, dapat dikembangkan ke pasar global.
Aktivitas Ekspor dan Bagaimana Memberdayakan Masyarakat
Mendengar kata ekspor, sepintas pasti terdengar rumit, ribet, dan sebagainya. Tidak semua orang bisa sampai pada titik tersebut. Aktivitas ekspor UMKM akan melibatkan banyak stakeholder, salah satunya adalah masyarakat desa. Keterlibatan masyarakat di kawasan pedesaan inilah yang kelak akan menimbulkan efek domino, diantaranya: peningkatan pendapatan masyarakat desa, transfer ilmu pengetahuan, peningkatan kesejahteraan, tumbuhnya perekonomian di desa, hingga terbukanya lapangan kerja baru.
–
Ternyata untuk memulai usaha dan memberikan manfaat bagi masyarakat, kita tidak perlu melulu ke kota. Pada perayaan HUT ke-30 Kota Mataram beberapa waktu yang lalu, Akhmad Sobirin menjadi contoh di hadapan para peserta yang kebanyakan adalah pengusaha muda dari berbagai daerah di Provinsi NTB. Bahwa, belajar dan gali ilmu sebaik mungkin di kota. Manfaatkan kesempatan yang ada. Namun, kembali ke desa, berdayakan masyarakat di sana, adalah hal yang tidak kalah menarik untuk dikerjakan. Terus memberi semangat untuk hari ini dan masa depan Indonesia. Belajar di mana saja, pada siapa saja, dan kapan saja.***
–
Sumber:
– Materi Workshop Young Entrepreneur dan E-Book SIA 2023