Belakangan ini ramai pembahasan di berbagai media soal diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan didefinisikan sebagai upaya untuk mendorong masyarakat dalam memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari agar tidak terfokus pada satu jenis saja. Singkatnya, yang umum kita temui di Indonesia adalah masyarakatnya terbiasa menyantap nasi putih sebagai bahan makanan pokok. Maka, perlu adanya diversifikasi pangan dengan mengganti nasi putih tersebut dengan sumber karbohidrat lainnya. Misalnya, diganti dengan: ubi, kentang, jagung, dan masih banyak lagi. Sayangnya, kita masyarakat Indonesia sering kali beranggapan bahwa belum sah makan, kalau belum makan nasi. Belum kenyang pokoknya.
Padahal yang demikian hanyalah soal terbiasa atau tidak saja. Sumber karbohidrat tidak melulu berasal dari nasi putih saja kan? Bahkan jika dikaji lebih jauh, sumber karbohidrat lainnya, selain memiliki rasa yang enak, juga memiliki banyak manfaat baik, terutama bagi kesehatan. Salah satu yang mungkin belum banyak orang ketahui yakni sorgum atau garai (Sorghum spp.).
Mulai Hidup Sehat dengan Sorgum dan Aneka Produk Olahannya
Menarik ketika berbicara mengenai sorgum. Tanaman ini rupanya bisa dimanfaatkan seluruh bagiannya. Mulai dari bagian akar, batang, batang muda, tangkai, daun, hingga bijinya bisa dimanfaatkan, dan tentunya memiliki nilai ekonomi. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat pelancar peredaran darah, bagian batang mudanya-karena memiliki rasa yang manis- bisa diolah menjadi gula sorgum, daunnya sebagai sumber pangan maupun pakan ternak, batangnya untuk bahan baku pembuat kertas, biji sorgum pun untuk bahan pangan, dan masih banyak lagi.
Selain seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan, sorgum pun dikenal baik bagi kesehatan. Tidak ada salahnya untuk memulai diversifikasi pangan dengan menjadikan konsumsi sorgum sebagai pilihan. Mulai hidup sehat dengan sorgum karena ternyata memiliki manfaat, diantaranya: gluten free– sehingga aman bagi mereka yang tidak dapat/pantang mengkonsumsi produk yang mengandung gluten, kaya serat, mengontrol gula darah/aman bagi penderita diabetes, tinggi kandungan zat besi, meningkatkan kesehatan jantung, dll.
Desa Sejahtera Astra (DSA) Sorgum di NTB dan Sosok Di Baliknya
Sorgum dapat dengan mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, meski memang tanaman serealia ini berasal dari Afrika. Belakangan ini, sorgum sedang giat-giatnya ditanam oleh para petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari satu kabupaten, hingga menyentuh kabupaten/kota lainnya di NTB. Kian hari, para petani kian tertarik untuk menanam sorgum. Adalah Nur Rahmi Yanti, perempuan dengan latar belakang seorang Sarjana Pertanian asal Kota Mataram-NTB ini yang mengenalkan sorgum ke para petani. Meyakinkan mereka untuk segera bangkit dari dampak gempa bumi yang pernah terjadi di Lombok pada 2018 silam, membina dan mengedukasi para petani untuk fokus mengelola tanaman sorgum yang dikenal sebagai tanaman zero waste ini.
Nur Rahmi Yanti atau yang akrab disapa Yanti sendiri, merupakan perempuan di balik brand CV. Yant Sorghum, yang di tahun 2017 lalu berhasil menjadi peraih apresiasi SATU Indonesia Awards tingkat Provinsi. Berbekal pengetahuan dan ketertarikannya pada tanaman sorgum, serta olahannya, Yanti pun giat melakukan pembinaan pada para petani di Lombok, bahkan seluruh NTB, dari tahun 2017, hingga di tahun 2018, untuk pertama kalinya ia berhasil membawa desa binaannya terpilih atau masuk ke dalam daftar Desa Sejahtera Astra (DSA). Dua desa pertama yang masuk dalam daftar DSA tersebut di tahun 2018, yakni: Desa Tanak Beak dan Karang Sidemen, yang keduanya berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah.
Dari 10 Hingga Mencapai 1000 Petani Sorgum
Berawal dari membina 10 orang petani di tahun 2017, dengan produk yang pertama kali bisa dibuat yakni tepung sorgum, kini lewat terbentuknya Desa Sejahtera Astra (DSA) Sorgum, serta bantuan CSR dari Astra, Yanti dapat melangkah lebih jauh lagi. Mulai dari semakin banyak desa sorgum binaannya yang masuk dalam daftar Desa Sejahtera Astra (DSA) di tahun-tahun berikutnya, hingga secara statistik, jumlah petani dan desa yang menjadi binaannya meningkat sangat signifikan.
Program yang dimulai dengan 10 petani yang tersebar di 2 desa binaan, siapa sangka, kini sudah meningkat pesat hingga menyentuh angka 1000 petani yang tersebar di 22 desa binaan. Sorgum dan produk olahannya yang dihasilkan pun tidak hanya diminati oleh konsumen di Indonesia, melainkan sudah menyentuh pasar ekspor. Tercatat ada sepuluh produk olahan sorgum yang dilepas ekspornya pertama kali pada tahun 2022 lalu, yakni: keripik tempe sorgum, rollsorgum, puffsorgum, keciput sorgum, stik bawang sorgum, beras sorgum, tepung sorgum, biskuit sorgum, gula cair sorgum kemasan botol dan saset, serta sendok dan garpu berbahan sorgum yang bisa dimakan (edible sorghum spoon and fork). Menarik bukan?
Semangat untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia, Dimulai dari Hidup Sehat
Ada banyak dampak baik dari apa yang telah dilakukan oleh Nur Rahmi Yanti lewat CV Yant Sorghum, dengan dukungan luar biasa dari Astra. Mulai dari mengenalkan/edukasi alternatif bahan pangan selain nasi yang tentunya lebih sehat, membuka lapangan kerja lebih banyak lagi dengan kesempatan menanam hingga memproduksi aneka olahan sorgum, meyakinkan para petani betapa menariknya nilai ekonomis yang dapat diperoleh dari tanaman sorgum, hingga berdampak baik pula pada kelestarian lingkungan mengingat sorgum adalah tanaman yang zero waste. Semua bagiannya dapat dimanfaatkan, tidak ada yang terbuang.
Desa Sejahtera Astra (DSA) Sorgum di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ini memiliki semangat yang sejalan dengan tema SATU Indonesia Awards dan Anugerah Pewarta Astra tahun 2023 ini. Mengusung tema “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia”, Yanti bersama Astra telah membuktikan bahwa hidup harus terus berjalan. Meski diterpa banyak halangan, gempa Lombok di tahun 2018, serta pandemi Covid-19 di beberapa tahun kemarin, Yanti bersama para petani binaannya, sanggup keluar dari itu semua. Dengan produk sorgum, ia bisa mengedukasi masyarakat secara tidak langsung untuk memulai hidup sehat. Tidak lain, demi kebaikan di masa yang akan datang. Termasuk juga, ketika kini banyak yang membicarakan perihal diversifikasi pangan, maka sorgum bisa menjadi pilihan.(*)
–
Sumber: situs SATU Indonesia, wawancara via zoom, dokpri, situs neraca.co.id