Euforia gelaran balapan di Sirkuit Mandalika baru saja usai. Setidaknya, selama tiga hari ini, semua mata tertuju pada sirkuit yang untuk kedua kalinya digunakan untuk balap motor kelas dunia, MotoGP, seri Indonesia. Tak heran, sirkuit yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah itu memang memiliki keindahan tersendiri. Perpaduan panorama pantai, pasir putih, dan perbukitan kecil di sekitarnya, mengundang daya tarik bagi siapa saja, tidak melulu yang hanya punya tujuan untuk nonton balapan.

Masih di kawasan yang sama, di sekitar sirkuit, pun di sepanjang pinggir pantai, dapat dengan mudah kita temukan anak-anak usia sekolah berjualan aneka produk. Entah itu souvenir, kerang maupun mutiara yang sudah dirangkai menjadi gelang, syal berbahan dasar tenun Sasak, dan masih banyak lagi. Mereka ramai saat siang hingga sore hari, usai jam sekolah. Namun tak jarang pula, sudah kita temukan, sejak jam pagi. Ada yang senang, ada pula yang kadang merasa terganggu karena mereka sering kali berjualan dengan cukup memaksa.

Tidak Semua Anak Memiliki Kesempatan yang Sama

Jika sesekali kita bertanya pada anak-anak itu, bagaimana sekolah mereka? Lancarkah? Apa tidak lelah menempuh jalan sekian kilometer untuk berjualan? Kapan mereka membagi waktu untuk sekolah, berjualan, istirahat, dan belajar? Ah ya, juga untuk bermain. Tapi lagi-lagi, tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama. Dan tidak ada salahnya pula anak-anak tersebut belajar berwirausaha, menjadi pedagang sejak dini, tentunya dengan cara yang asyik-tidak memaksa.

Bale Bacaan, Ikhtiar Sulton Hadi Ciptakan Desa yang Menyenangkan, Lombok Info
M Sulton Hadi dan Bale Bacaan | sumber: MandalikaPost

Bale Bacaan, Taman Baca Sederhana di Desa Jago, Kabupaten Lombok Tengah

Kondisi ini kemudian mengingatkan kita pada sebuah ikhtiar yang dilakukan oleh seorang pria kelahiran Dusun Bunsalak, Desa Jago, Kabupaten Lombok Tengah, Muhammad Sulton Hadi namanya. Ya, masih di kabupaten yang sama yang sedang dibahas di beberapa paragraf di atas, pria ini mendirikan sebuah bangunan sederhana dari bahan bambu di atas lahan berukuran 7×6 meter. Olehnya, bangunan tersebut dijadikan sebagai Bale Bacaan, sebuah taman baca yang menjadi tempat berkumpulnya anak-anak di Desa Jago untuk melakukan aktivitas membaca, berdiskusi, dan kegiatan literasi lainnya. Ya, inilah ikhtiar seorang Muhammad Sulton Hadi untuk menjadikan desanya, Desa Jago, sebagai desa yang menyenangkan, sesuai dengan cita-cita Lombok Tengah untuk menjadi Kabupaten Layak Anak.

Sedikit banyak, lewat taman baca yang sederhana itu, sudah menjadi langkah kecil untuk menumbuhkan minat baca anak-anak di sana. Membuat mereka ada keinginan untuk membaca buku selain di sekolah, selain karena ada ujian maupun mengerjakan PR. Anak-anak jadi belajar bagaimana berdiskusi, dan berkegiatan asyik lainnya.

Dari Bale Bacaan, untuk Desa Jago Layak Anak

Bale Bacaan, taman baca sederhana yang didirikan oleh Muhammad Sulton Hadi sejak tahun 2017 itu kemudian tumbuh menjadi sebuah forum anak bernama Forum Anak Desa Jago atau disingkat, FORAJA. Dengan berubah, atau lebih tepatnya bertumbuhnya Bale Bacaan menjadi FORAJA ini, tentunya memberikan kesempatan yang lebih luas lagi bagi Sulton untuk melakukan yang terbaik bagi anak-anak di desa tempat tinggalnya. Harapannya sebagai pembina sekaligus pendiri dari Forum Anak Desa Jago tidak lain adalah mewadahi/memfasilitasi aktivitas anak-anak di desanya sehingga berani memiliki cita-cita, semangat mewujudkannya, dan mampu memunculkan potensi mereka.

Desa Jago Layak Anak adalah cita-cita awal, sebagai langkah untuk mewujudkan impian yang lebih besar kelak yakni Kabupaten Layak Anak. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi satu dari 14 provinsi yang meraih predikat sebagai PROVILA atau Provinsi Layak Anak oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), pada Juli 2023 lalu. Tentu menjadi harapan pula, bahwa kelak Kabupaten Lombok Tengah bisa menjadi salah satu kabupaten yang mampu merencanakan, menetapkan serta menjalankan seluruh program pembangunannya dengan berorientasi pada hak dan kewajiban anak. Ya, Kabupaten Layak Anak.

Bale Bacaan, Ikhtiar Sulton Hadi Ciptakan Desa yang Menyenangkan, Lombok Info
Anak-anak Bale Bacaan Desa Jago | sumber: MandalikaPost

Semangat Menjadikan Anak-anak Desa Jago Giat Belajar

Apa yang dilakukan oleh Muhammad Sulton Hadi lewat Bale Bacaan dan FORAJA merupakan langkah kecil yang tentunya membutuhkan dukungan banyak pihak. Langkah kecil berdampak besar yang ternyata mampu menjadikan anak-anak Desa Jago lebih giat belajar, semangat mengejar cita-cita. Sehingga, kejadian putus sekolah dan pernikahan dini di sana, dapat diminimalisasi. Tak heran jika kemudian atas dedikasinya tersebut, ia layak menjadi penerima apresiasi SATU Indonesia Awards Tingkat Provinsi Tahun 2021 kemarin. Sebuah program menarik yang telah berlangsung selama belasan tahun oleh Astra, yakni pemberian apresiasi untuk generasi muda Indonesia yang berprestasi dan mempunyai kontribusi positif untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Lewat kategori individu, bidang pendidikan, program perlindungan anak yakni Bale Bacaan-kemudian FORAJA menjadi satu yang memikat perhatian juri tingkat provinsi. Torehan prestasi yang diraih Sulton ini hendaknya menjadi contoh baik bagi pemuda lainnya di Provinsi NTB untuk melakukan langkah-langkah kecil di sekitarnya. Membangun generasi muda yang semangat belajar, gemar membaca, tidaklah menjadi tugas Muhammad Sulton Hadi saja, tetapi kita semua.

Sulton Hadi, Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia

Tidak hanya di Kabupaten Lombok Tengah, maupun Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), bahkan dalam cakupan lebih luas lagi, harapannya lahir Muhammad Sulton Hadi lainnya yang peduli akan masa depan generasi muda Indonesia. Peduli pada mereka yang tidak memiliki kesempatan yang sama untuk memaksimalkan potensi, meraih cita, atau sekadar untuk punya waktu membaca, tenggelam dalam ilmu yang ada di buku-buku.

Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia ada di tangan kita-kita yang peduli. Ada di tangan sosok Sulton Hadi serta kita semua. Ayo, ini pekerjaan rumah kita bersama!

sumber: SATU Indonesia | TalikaNews | kemenpppa.go.id | MandalikaPost

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here