Taman Mayura adalah sebuah taman yang dibangun oleh Anak Agung Gede Ngurah Karangasem pada tahun 1866. Terletak di wilayah Cakranegara yang merupakan pusat kegiatan ekonomi di Kota Mataram, Taman Mayura masih terawat hingga kini.
Dibangun tahun 1866, Taman Mayura merupakan sebuah taman sebagai bagian dari kompleks istana raja. Di dalamnya terdapat kediaman raja, dan saat itu sering dijadikan tempat berisitrahat raja.
Di area ini terdapat Pura yang dijadikan tempat beribadah umat hindu, danau yang luas, serta taman yang sering dijadikan tempat masyarakat berkumpul dan berwisata.
Area peribadatan dan taman ditempatkan terpisah, sehingga pengunjung yang datang masih bisa menikmati suasana Taman Mayura tanpa mengganggu kegiatan peribadatan.
Sejarah Taman Mayura
Dalam bahasa Sansekerta, kata Mayura berarti burung Merak.
Taman yang dibangun oleh Anak Agung Ngurah Karangasem ini pada mulanya bernama Taman Kalepug yang berati suara jatuhnya air di telaga. Namun, sebutan itu berganti menjadi Mayura karena konon pada masa itu banyak ular berkeliaran di kawasan taman ini.
Nah, untuk mengusir ular-ular tersebut, didatangkanlah burung Merak dari Palembang untuk memangsanya. Sejak saat itulah Taman Kalepug berganti nama menjadi Mayura.
Sekarang yang tersisa hanyalah relief-relief burung Merak yang semakin menyakinkan bahwa legenda tentang ular dan burung Merak memang ada.
Taman Mayura merupakan saksi dan sisa-sisa sejarah keberadaan kerajaan Karangasem dan orang-orang Bali di Lombok pada abad ke-19.
Daya Tarik Taman Mayura
Tidak hanya ditemukan tempat ibadah, di taman ini juga terdapat kolam yang cukup luas. Kolam luas ini dulunya dijadikan kolam pemandian, namun sekarang dijadikan kolam ikan. Pada sore hari banyak masyarakat sekitar memancing ikan-ikan kecil di tempat ini.
Letak area Taman Mayura yang tepat berada di tengah pusat kegiatan ekonomi, menjadikan taman ini lebih unik. Hiruk pikuk ekonomi seakan pudar ketika berada di tempat ini.
Hal menarik lain yang bisa ditemukan dari Taman Mayura ini ialah bangunannya.
Apabila dilihat lebih dekat, beberapa bangunan memiliki arsitektur khas istana-istana di jaman dulu. Ada juga bangunan yang mirip dengan istana khas Bali yang berpadu dengan pengaruh Jawa dan Lombok.
Selain itu, pengunjung juga akan dimanjakan dengan danau buatan.
Air yang berwarna hijau seolah-olah berbaur dengan indahnya bangunan khas Mataram di area ini.
Pengunjung juga bisa berjalan menuju tengah danau ini, sebab memiliki akses bagi pengunjung untuk sekedar berfoto ataupun menikmati kesejukan angin di tengah danau.
Hal unik lainnya dari Taman Mayura ini adalah apabila ingin berkunjung, wisatawan harus mengikatkan selendang kecil panjang berwarna merah di pinggang.
Cara mengikatkannya pun ada aturannya. Bagi yang telah menikah maka simpul selendang harus terletak di sebelah kiri.
Apabila sudah mempunyai kekasih, simpul berada di sebelah kanan.
Sementara bagi yang masih sendiri alias single, simpul selendang berada di tengah.
Mengikat selendang pada pinggang memiliki makna bahwa pada saat kita masuk ke dalam kawasan suci diharapkan niat jahat dan segala hal yang kurang baik dapat diikat.
Lokasi dan Harga Tiket Masuk Taman Mayura
Taman Mayura terletak di area Cakranegara, tepatnya di Jalan Purbasari, Mayura, Kota Mataram.
Tiket masuknya Rp5.000,- untuk parkir, dan Rp5.000,- per orang.