Terletak di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Pulau Bungin dikenal sebagai salah satu pulau terpadat di dunia. Pulau ini memiliki luas sekitar 8,5 hektare, dengan lebih dari 5.000 jiwa penduduk menjadi warganya, dan terus meningkat setiap tahunnya.
Walaupun berada di Kabupaten Sumbawa, mayoritas warga di Pulau Bungin adalah keturunan Suku Bajo dari Sulawesi Selatan, yang telah tinggal di sana lebih dari 200 tahun yang lalu, dengan tetap mempertahankan berbagai kebiasaan adat dan budayanya.
Salah satunya adalah kebiasaan mereka dalam membangun rumah, yang menjadi keunikan dari kehidupan mereka. Di Pulau Bungin, masyarakat tidak menggunakan batu atau tanah sebagai dasar pondasi bangunan rumah mereka, tetapi menggunakan tumpukan terumbu karang yang sudah mati sebagai pondasi.
Pada awalnya dulu, Pulau Bungin hanya terdiri dari beberapa rumah di atas lahan sekitar 4×10 meter, namun semakin lama semakin luas karena tradisi masyarakat Bungin yang menimbun laut dengan batu-batu dan tanah untuk tempat tinggal.
Sudah menjadi budaya masyarakatnya, bila seorang pemuda hendak menikah, diharuskan mengumpulkan karang mati yang diambil dari dasar laut sebagai tempat untuk membangun rumah.
Proses pengambilan karang mati yang berlangsung lama dan turun temurun inilah yang membuat dataran Pulau Bungin dari waktu ke waktu semakin bertambah luas. Hal ini juga mengakibatkan pola pemukimannya tidak teratur.
Selain keunikan budayanya, pulau ini juga menawarkan keindahan alam dengan suasana pantai dan laut yang menarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Terutama di waktu pagi sesaat terbit matahari terbit dan sore hari pada waktu matahari terbenam.
Jika ingin menikmati kedua momentum atraksi alam yang menarik di atas, kita bisa menginap di homestay yang dikelola oleh masyarakat setempat. Homestay ini berupa rumah panggung yang terletak di pinggir laut, menawarkan suasana yang nyaman. Tarif menginap berkisar antara Rp 185 ribu hingga Rp 250 ribu per malam.
Di samping menikmati keindahan alamnya, wisatawan juga bisa berkeliling pulau sambil berinteraksi dengan keramahan warganya, yang hampir seratus persen berprofesi sebagai nelayan.
Sebagai kampung nelayan, untuk hidangan kuliner tentu Pulau Bungin menawarkan kelezatan aneka hidangan laut untuk dinikmati para wisatawan. Aneka hidangan laut tersebut bisa dinikmati di restoran apung yang berada di tengah laut samping pulau.
Pengalaman makan di atas laut memberikan sensasi yang berbeda, terutama dengan hidangan laut yang segar dan nikmat. Di restoran ini, pengunjung tidak hanya menikmati kelezatan masakan dan pemandangan yang indah, tetapi juga dapat terlibat dalam aktivitas unik, yaitu memilih ikan segar untuk dimasak.
Ikan – ikan segar tersebut akan disajikan menjadi Kuliner Khas Sumbawa yang lezat, seperti Singang, Sirapadang, dan Sepat. Selain itu, ada lobster asam manis yang diambil langsung dari laut, menjadikannya pilihan yang sangat segar untuk mengisi perut pada jam waktu siang maupun makan malam.
Berbagai pengalaman menarik di atas bisa kita nikmati kapan saja dengan mudah, karena dari daratan Pulau Sumbawa sudah terdapat akses jalan darat yang sangat memadai bagi wisatawan untuk mengunjungi Pulau Bungin, pulau dengan penduduk terpadat yang unik, yang saat ini juga sudah resmi berpredikat sebagai desa wisata.**