LOMBOK INFO – Melintasi jalan desa yang sejuk dari Kawasan Wisata Hutan Sesaot menuju Desa Pakuan, kita akan bertemu dengan masjid yang unik dan sangat berbeda dari masjid di desa-desa lainnya.
Tepatnya di tepi jalan Dusun Jurang Malang Desa Pakuan Kecamatan Narmada, tempat Masjid Ar Ridwan ini berada.
Berbeda dengan masjid di desa-desa lain, karena yang kita lihat adalah bangunan berarsitektur China dengan warna merah yang sangat menonjol, seperti warna bangunan tempat peribadatan masyarakat Tionghoa.
Dengan keunikannya berupa bentuk arsitektur China, masjid ini menarik perhatian dan mengundang banyak masyarakat untuk mengunjunginya. Tidak hanya masyarakat Desa Pakuan dan sekitarnya, tetapi masyarakat dari berbagai daerah bahkan dari luar Pulau Lombok.
Sehingga masjid ini sudah menjadi destinasi wisata tersendiri, melengkapi beberapa destinasi yang ada di sekitarnya seperti Kawasan Wisata Hutan Sesaot dan beberapa air terjun yang ada di Desa Pakuan.
Kontruksi bangunan khas Tionghoa membuat masjid ini terlihat menawan. Perpaduan warna merah dan kuning keemasan khas China, tampak mendominasi bangunannya.
Selain itu, letaknya yang berada diatas perbukitan membuat pengunjung yang datang semakin merasa tenang dan nyaman, apalagi ditambah dengan hembusan angin perbukitan yang sejuk.
Selain itu terdapat keindahan lainnya berupa taman di sekitar bangunan masjid. Di tengah taman itulah terdapat tangga sebagai jalan masuk ke dalam masjid.
Selain taman, pada salah satu sisi area masjid juga terdapat gazebo yang cukup besar yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk duduk bersantai menikmati keindahan panorama dan kesejukan semilir angin yang berhembus.
Antara gazebo dengan bangunan masjid dihubungkan oleh sebuah jembatan penyeberangan yang cukup tinggi, dan di bawah jembatan itu juga terdapat kolam dengan air yang jernih.
Menilik bentuk bangunannya, maka para pengunjung hampir pasti berpikir bahwa masjid ini dibangun oleh anggota masyarakat beretnis Tionghoa, dan asumsi pengunjung tersebut memang tidak salah.
Masjid ini dibangun oleh seorang pengusaha muslim etnis Tionghoa yang tinggal di Mataram.
Dari laman Facebook Desa Pakuan tertulis masjid ini dibangun sebagai wujud rasa syukur dari pasangan Ang Thian Kok dan Tee Mai Fung atas hidayah keimanan yang mereka terima, yang setelah memeluk agama Islam dikenal dengan nama Muhammad Maliki dan Siti Maryam.
Akhirnya masjid ini tidak hanya menjadi tempat beribadah yang nyaman dan mendamaikan hati, tetapi juga destinasi wisata yang langka, unik dan menarik di salah satu pelosok desa yang sejuk di pinggir hutan, yaitu Desa Pakuan. ***
Tulisan: Bambang Parmadi
Sumber foto: dispar.lombokbaratkab.go.id