LOMBOK INFO – Gunung Tambora di Pulau Sumbawa terkenal di dunia karena ledakannya yang sangat dahsyat dua ratusan tahun silam, tepatnya pada tahun 1815. Ledakan tersebut menyisakan kaldera yang luas dengan ukuran diameter hingga tujuh ribu meter dan kedalaman sekitar seribu empat ratus meter.
Selain kaldera di puncaknya, di kakinya Gunung Tambora juga memiliki hamparan alam yang cukup menawan, yakni Padang Savana Doro Ncanga.
Padang Savana Doro Ncanga berada di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu titik awal jalur pendakian menuju puncak Gunung Tambora.
Doro Ncanga merupakan padang savana yang cukup luas, di mana selain rumput juga ditumbuhi semak-semak, perdu, dan sebaran beberapa pohon di sekitarnya, mirip seperti padang savana di Benua Afrika.
Selain hamparan rumput, perdu, dan pepohonan, pada beberapa sudut bagian savana ini juga banyak bebatuan hasil letusan gunung Tambora pada tahun 1815. Hamparan bebatuan ini membuat pemandangan savana menjadi semakin indah.
Yang membedakan adalah jika di Afrika savananya dihuni bermacam hewan liar, sementara Doro Ncanga merupakan tempat kehidupan hewan ternak yang dilepasliarkan pemiliknya, yaitu masyarakat di desa-desa sekitarnya.
Binatang ternak seperti sapi, kerbau, dan kuda berkeliaran secara bebas dan mencari makan di padang rumput yang ada. Pemiliknya tidak khawatir ternaknya akan hilang atau tertukar, karena mereka sudah diberi tanda dengan simbol tertentu di tubuh hewannya masing-masing.
Pemeliharaan ternak dengan melepasliarkan di padang savana ini sudah dilakukan turun-temurun sejak puluhan tahun silam, dan sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Kabupaten Dompu.
Tanpa digembalakan hewan-hewan ternak di sini sangat mahir dalam menjelajahi savana. Bahkan mereka pandai mengatur waktu hidupnya sesuai dengan kebutuhan tanpa diatur oleh pemiliknya, mulai dari tidur, istirahat, makan, dan minum.
Pada pagi hari menjelang matahari terbit, hewan ternak yang makan di kaki Gunung Tambora akan berjalan ribuan meter menuju pusat air minum di sekitar pinggir pantai. Kemudian mereka mulai merumput hingga siang hari.
Siang hingga sore mereka beristirahat di antara semak dan di beberapa mata air yang ada. Sore hingga menjelang matahari terbenam kembali berjalan mencari makanan di sekitar kaki gunung.

Kemudian pada malam hari mereka akan tidur di antara semak dan bebatuan, di samping ada juga yang pulang ke kandang-kadang yang ada di perkampungan.
Pemandangan padang savana di sore hari sangat menarik, karena akan terlihat ratusan ternak yang melintasi area padang savana.
Bahkan pengguna jalan raya yang melintasi savana ini banyak yang turun dari kendaraannya untuk mengabadikan peristiwa ini dengan kamera di ponselnya. Tetapi di sini pengunjung perlu berhati-hati, karena acapkali terdapat hewan-hewan yang berjalan menyeberangi jalan raya.
Kalian bisa berkunjung ke Doro Ncanga dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat, karena kodisi jalannya cukup bagus.
Padang Sabana yang mayoritas ditumbuhi rumput pada siang hari tentu sangat terik, terlebih pada musim kemarau. Karenanya jangan lupa untuk membawa topi dan air minum.
Tetapi jangan khawatir, rasa panas dan mungkin sedikit haus akan terbayarkan dengan suasana keindahan yang kalian dapatkan.

Dengan beragam pesona keindahannya, Savana Doro Ncanga mesti masuk dalam daftar destinasi yang wajib kalian kunjungi saat datang ke Pulau Sumbawa.
Termasuk jika kalian akan nonton balap Motocross Grand Prix (MXGP) di Sirkuit Samota tanggal 24-26 Juni 2022 nanti, tak ada salahnya agendakan juga kunjungan ke Doro Ncanga, sepotong keindahan nuansa Afrika di kaki Tambora.** (Deta/Editor: Bambang Parmadi)