LOMBOK INFO – Jika kita lemparkan pandangan ke arah utara dari Kota Mataram, akan kita lihat perbukitan yang terhampar memanjang dari barat ke timur. Perbukitan dengan hutan yang subur di punggung dan lereng–lerengnya. Hutan yang subur ini telah memberi penghidupan bagi masyarakat yang tinggal di sekelilingnya.
Dengan berbagai tanaman yang bernilai ekonomis seperti durian dan buah–buahan lainnya. Aren yang banyak dijadikan bahan pembuatan gula merah, kopi dan berbagai tumbuhan bermanfaat lainnya.
Sementara bagi warga Kota Mataram dan sekitarnya perbukitan dan hutan yang membentang dari Kecamatan Gunungsari di sisi barat hingga Kecamatan Narmada di sisi timur ini telah menyediakan banyak tempat yang menarik untuk berwisata mengisi hari libur dan melepaskan kepenatan di akhir pekan.
Salah satunya adalah air terjun Aik Kelep di Desa Giri Madya, Kecamatan Lingsar.
Berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Mataram, air terjun ini dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2.
Lokasinya sudah masuk kawasan hutan, sehingga pengunjung tidak bisa menggunakan kendaraannya sampai mendekati lokasi.
Tetapi hanya sampai tempat parkir yang berada di pinggir hutan. Kemudian pengunjung harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 1,2 km yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit.

Justru karena lokasinya yang agak jauh dari tempat parker kendaraan itulah memberi kesempatan pada pengunjung untuk berolahraga jalan kaki.
Menyusuri jalan setapak yang sudah cukup lapang karena merupakan jalan utama bagi para penduduk untuk mengambil berbagai hasil hutan, kita akan disuguhkan dengan suasana yang menyegarkan mata dan pikiran.
Udara yang sejuk di bawah pepohonan yang rindang, berbagai bunga liar termasuk anggrek bisa kita temui di sepanjang jalan, ditambah dengan suara–suara burung membuat perjalanan semakin menyenangkan.
Sesekali kita juga bisa bertegur sapa dan ngobrol dengan penduduk yang kita jumpai.
Mungkin penduduk yang akan mengambil air nira dari pohon aren yang banyak tumbuh di sana, mungkin sedang mencari kemiri, atau mungkin kita jumpa warga yang sedang mencari tanaman pakis untuk dijual ke pasar, dan kita bisa membelinya untuk menjadi oleh–oleh di rumah.
Setelah berjalan selama kurang lebih 30 menit sampailah kita di air terjun yang disebut dengan nama Aik Kelep. Dalam Bahasa Sasak (bahasa penduduk asli Pulau Lombok) Aik berarti air dan Kelep artinya terbang. Jadi arti dari Aik Kelep adalah air terbang.
Karena cukup tingginya air terjun ini yaitu sekitar 20 meter, walaupun debitnya tidak terlalu besar sebagian airnya tempias dan memercik hingga ke sekitar pinggiran kolam yang ada. inilah yang disebut aik kelep, air terbang. Sehingga dengan berdiri di pinggiran kolamnya saja baju kita bisa basah kuyup.
Air yang tempias maupun yang tergenang pada kolam di bawah air terjun ini cukup dingin, sehingga sangat menyegarkan dan membuat pengunjung betah berlama–lama di sana.
Karena lokasinya yang agak jauh di dalam kawasan hutan dan destinasi ini belum banyak dikunjungi orang, di seputar air terjun ini belum ada warung yang berjualan air minum atau makanan seperti tempat–tempat wisata yang ramai.
Karenanya untuk berjaga–jaga supaya tidak kehausan setelah berjalan kaki sebaiknya pengunjung membawa sendiri bekal air minum ataupun makanan kecil.
Setelah puas berendam atau bermain air dan kembali ke tempat parkir, sebelum meninggalkan lokasi pengunjung bisa istirahat sambil minum kopi hasil produksi masyarakat setempat yang dijajakan bersama dengan pisang goreng, singkong goreng beserta aneka jajanan yang lain. Bisa juga sambil melihat proses pembuatan gula aren yang dikerjakan oleh warga di sana.
Dengan jarak yang tidak jauh dari Mataram, air terjun Aik Kelep menjadi destinasi wisata akhir pekan yang memberikan banyak pengalaman baru bagi pengunjungnya. Keindahan hutan dan air terjunnya, pengetahuan baru berkisar aneka tumbuhan hutan, dan juga peri kehidupan masyarakat pinggir hutan yang tinggal di kawasan tersebut.**
Jurnalis: Bambang Parmadi